Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Matan Tuhfatul Athfal lengkap Arab dan Terjemahannya

Kitab Matan Tuhfatul Athfal adalah salah satu kitab dasar yang terkenal dalam ilmu tajwid, yaitu ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Kitab ini ditulis oleh Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al-Jamzuri, seorang ulama asal Mesir, pada abad ke-12 Hijriyah (sekitar abad ke-18 Masehi).

Tuhfatul Athfal merupakan matan (teks ringkas) yang disusun dalam bentuk nazham atau syair, terdiri dari sekitar 61 bait. Kitab ini sangat populer di kalangan para penghafal Al-Qur'an dan pelajar ilmu tajwid karena isinya yang ringkas namun padat, menjelaskan hukum-hukum tajwid dasar dengan cara yang mudah dihafal dan dipahami.

Dalam Tuhfatul Athfal, Syaikh al-Jamzuri membahas berbagai aturan tajwid seperti hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, idgham, iqlab, ikhfa', dan berbagai hukum lainnya yang penting untuk dikuasai oleh setiap Muslim yang ingin membaca Al-Qur'an dengan benar. Kitab ini sering dijadikan rujukan dalam pengajaran tajwid di madrasah, pesantren, dan berbagai lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia.

Adapaun Biografi lengkap beliau dapat Anda lihat di postingan ini ya: Biografi Imam Al-Jamzuri: Pengarang Kitab Tuhfatul Athfal

Nah, berikut adalah Matan Tuhfatul Athfal lengkap Arab dan Terjemahannya. Silahkan disimak dan dibaca dengan seksama.

Matan Tuhfatul Athfal lengkap Arab dan Terjemahannya

Pendahuluan

Berkata Sulaiman Al-Jamzuri, seorang yang senantiasa mengharapkan rahmat dari Sang Maha Pengampun:

"Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para pengikutnya.

Syair ini aku susun untuk orang-orang yang ingin mempelajari hukum nun, tanwin, dan mad-mad dalam bacaan Al-Quran. Kitab ini aku beri nama 'Tuhfatul Athfal,' yang berdasarkan riwayat dari Syaikh kami, Al-Mihi, seorang yang memiliki kesempurnaan ilmu. Aku berharap semoga kitab ini bermanfaat bagi para penuntut ilmu dan semoga amalan ini diterima, mendapatkan balasan, dan pahala dari Allah."

Nun Sukun dan Tanwin

Nun sukun dan tanwin memiliki empat hukum, yang perlu diperhatikan:

  1. Idzhar: Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqy (tenggorokan), yaitu Hamzah (أ), Ha besar (هـ), ‘Ain (ع), Ha kecil (ح), Gha (غ), dan Kha (خ).

  2. Idgham: Terdapat enam huruf yang termasuk dalam kategori ini, yaitu yang terhimpun dalam kata "يَرْمَلُوْنَ." Idgham dibagi menjadi dua, yaitu:

    • Idgham Bighunnah: Untuk huruf yang terhimpun dalam kata "يَنْمُوْ" kecuali jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ini dalam satu kata, maka tidak didengungkan seperti pada kata "دُنْيَا" dan "صِنْوَانٍ."
    • Idgham Bilaa Ghunnah: Untuk huruf lam (ل) dan ra (ر) yang dibaca dengan takrir (getar).
  3. Iqlab: Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب), maka dibaca menjadi mim yang didengungkan serta disamarkan.

  4. Ikhfa: Untuk sisa huruf hijaiyah yang lain, yang wajib dipatuhi oleh para ahli qira'ah. Lima belas huruf ikhfa ini terangkum dalam kalimat bait: "صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُقَىً ضَعْ ظَالِـمَا."

Mim dan Nun yang Bertasydid

Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid, dan namakanlah kedua huruf tersebut sebagai huruf ghunnah serta tampakkanlah.

Mim Sukun

Jika mim sukun terletak sebelum semua huruf hijaiyah kecuali alif layyinah (alif sukun), maka ada tiga hukum yang berlaku, yaitu:

  1. Ikhfa Syafawy: Apabila mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب).
  2. Idgham Shaghir: Ketika mim sukun bertemu dengan huruf mim juga.
  3. Idzhar Syafawi: Untuk huruf-huruf yang lain.

Berhati-hatilah ketika mim sukun bertemu dengan huruf wa (و) dan fa (ف) karena kesamaannya dengan ba dari segi makhraj dan kedekatan sifat, sehingga perlu diperhatikan dengan baik.

Catatan Kaki:

  • Huruf ikhfa terdapat pada awal setiap kata dalam bait "صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُقَىً ضَعْ ظَالِـمَا," yaitu د, ط, ز, ف, ت, ض, ظ ص, ذ, ث, ك, ج, س, ق, س.

Lam Al (Alif Lam Qamariyah & Syamsiyah) dan Lam Fi’il

Ada dua aturan terkait huruf "Lam" sebelum huruf-huruf hijaiyah (selain alif). Pertama, Lam dibaca jelas (Idzhar), jadi pahamilah hal ini.

Empat belas huruf yang dibaca jelas dapat diketahui dari kalimat berikut:
"ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ"

Kedua, Lam dibaca lebur (Idgham), yaitu Lam tidak dibaca dan langsung disambung dengan huruf berikutnya. Ini juga berlaku untuk 14 huruf yang dikenal dengan kalimat:
"طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم"

Lam pertama disebut Alif Lam Qamariyah, dan Lam kedua disebut Alif Lam Syamsiyah.

Adapun Lam Fi’il, secara mutlak dibaca jelas, contohnya: "قُلْ", "قُلْـنَا", dan "اِلْتَقَـى".

Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain

Jika dua huruf memiliki sifat dan makhraj yang sama, maka disebut Mitslain.

Jika makhrajnya berdekatan tetapi sifatnya berbeda, disebut Mutaqaribain.

Jika makhrajnya sama, namun sifatnya berbeda, maka disebut Mutajanisain.

Jika awal huruf dari Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain berstatus sukun, maka disebut Shaghir. Namun, jika kedua huruf berharakat, maka disebut Kabir.

Pembagian Mad

Mad dibagi menjadi dua jenis: Mad Asli dan Mad Far'i. Mad Asli disebut juga Mad Thabi'i.

Mad Thabi'i terjadi tanpa sebab, serta tidak bergantung pada keberadaan atau ketiadaan huruf.

Setiap huruf selain hamzah atau sukun yang muncul setelah huruf mad (alif, waw, ya) adalah Mad Thabi'i.

Mad Far'i terjadi karena adanya sebab, seperti hamzah atau sukun.

Huruf mad ada tiga, yaitu berasal dari lafaz "وَاىٍ" seperti dalam contoh "نُوحِـيـهَا".

Syaratnya adalah adanya kasrah sebelum ya, dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif.

Adapun Mad Layyin terjadi jika ada fathah sebelum huruf ya atau waw sukun.

Hukum Mad

Hukum Mad terdiri dari tiga jenis, yaitu Wajib, Jaiz, dan Lazim.

Mad Wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kata yang bersambung, disebut Mad Wajib Muttashil.

Mad Jaiz boleh dibaca panjang atau pendek, contohnya Mad Jaiz Munfashil, ketika mad dan hamzah berada di kalimat yang terpisah.

Jika ada huruf yang disukunkan karena waqaf, seperti dalam "َتَعْـلَـمُـونَ" dan "نَسْـتَعِــينُ", maka disebut Mad 'Aridh Lissukun.

Jika hamzah mendahului mad, maka disebut Mad Badal, seperti dalam "آمَـنُوا" dan "إِيَـماناً".

Jika sukun bersambung setelah mad baik dalam waqaf atau washal, maka disebut Mad Lazim.

Jenis-jenis Mad Lazim

Mad Lazim terbagi menjadi empat jenis, yaitu Mad Lazim Kilmy dan Mad Lazim Harfy, yang masing-masing dapat berupa mukhaffaf atau mutsaqqal.

Jika sukun dan huruf mad berkumpul dalam satu kata, maka disebut Mad Lazim Kilmy.

Jika terdapat tiga huruf dan tengahnya adalah mad, maka disebut Mad Lazim Harfy.

Keduanya disebut mutsaqqal jika di-idgham-kan dan mukhaffaf jika tidak di-idgham-kan.

Mad Lazim Harfy terdapat di awal surat, dan huruf-hurufnya terkumpul dalam delapan huruf.

Huruf ‘Ain memiliki dua cara bacaan (mad dan tawassuth), namun yang lebih umum adalah membaca panjang (mad). Huruf-huruf Mad Lazim Harfy terkumpul dalam kalimat “كَمْ عَسَلْ نَقَصْ”.

Selain tiga huruf mad tersebut, mad lainnya disebut Mad Thabi'i, seperti dalam pembuka surat Al Quran yang terkumpul dalam kalimat "حَيٍّ طَـاهِرٍ".

Keempat belas huruf pembuka surat dalam Al Quran terkumpul dalam kalimat "صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ".

Penutup

Dengan memuji Allah, nazham ini selesai dengan sempurna.

Bait-baitnya tersusun indah bagi yang memahaminya, dan tanggal penulisannya menjadi kabar gembira bagi yang menguasainya.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada penutup para nabi, Muhammad, serta keluarganya, sahabat-sahabatnya, para pengikutnya, dan semua pembaca serta pendengar Al Quran.

Catatan Kaki
[2] Setiap huruf dari kalimat ini adalah huruf-huruf Alif Lam Qamariyah.
[3] Huruf pertama dari 14 kata dalam kalimat ini adalah huruf-huruf Alif Lam Syamsiyah.
[4] Pembagian Mad Lazim: Mad Lazim Mutsaqqal Kilmy, Mad Lazim Mutsaqqal Harfy, Mad Lazim Mukhaffaf Kilmy, Mad Lazim Mukhaffaf Harfy.
[5] Kalimat ini mengandung rahasia terkait waktu penulisan matan ini. Silahkan merujuk ke kitab-kitab syarah yang menjelaskan masalah ini.

Baca juga: Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 PDF Google Drive